The objective of the research to find out the diversity of phenotype with genotype and Morphometrics Between Kampung, Bangkok, Katai, Birma, Bagon and Magon Chicken. The research conducted in nine different locations in six subdistrict of Medan using 368 chicken. Data collection was done by observations on the qualitative include feather color, feather pattern, feather feature, feather shine, shank color and comb shape and morphometric of body. The data obtained were analyzed simple discriminant analysis using the SAS program Statistical Analysis System and Dendogram using the program MEGA Molecular Evolutionary Genetic Analysis. The results of freedom test showed that highly significant relationship X 2 > X 2 0,05 between feather pattern, feather feature, feather shine, shank color and comb shape, but non-significant X 2 X20,05 between feather pattern, feather feature, feathershine, shank color and comb shape, but non-significant X2X20,05 antara sifat pola bulu, corak bulu, kerlip bulu, warna shank danbentuk jengger, tetapi tidak adanya keterhubungan X2X2αdengan derajat bebas sebesar r-1 c-1, maka hipotesis nol H0 kelompok itu tidak bebas atau tergantung/ berhubungan pada taraf nyata α 0,05, selaindari itu maka H0 GenUntuk menganalisis gen yang mengontrol karakteristik morfologi sifat kualitatif dihitungberdasarkan frekuensi gen autosomal dan sex-linked gen terpaut kelamin. Frekuensi genautosomal dominan dihitung dengan rumusq = 1 –p = 1 –qKeteranganq = frekuensi gen dominan otosomalR = jumlah individu dengan ekspresi resesif homozigot resesifN = jumlah total individu yang diamatip = frekuensi gen resesif autosomalFrekuensi frekuensi gen dominan resesif pada alel ganda yang terletak pada autosommenggunakan hukum Hardy-Weinberg, dengan rumus Stanfield 1983 sebagai berikutr = √r2 Jurnal Peternakan Integratif Vol. 3 No. 2 167-189174q = √q + r2–rp = 1 –q–rKeteranganp = frekuensi gen E I q = frekuensi gen e+II r = frekuensi gen e IIIFrekuensi gen sex-linked dominan dapat dihitung dengan menggunakan rumus menurutNishida et al. 1980♂♂ ♀ ♂♀♂♀♀q♂ = 1 – dan q♀ = N♀-R♀N♀Frekuensi gen yang bersifat resesif p = 1 - qKeteranganq = frekuensi gen dominanp = frekuensi gen resesifR = jumlah individu dengan ekspresi resesifN = jumlah total individu yang diamatiq♂ = frekuensi gen dominan pada kelompok jantanq♀ = frekuensi gen dominan pada kelompok betinaN♂ = jumlah individu jantanN♀ = jumlah individu betinaAnalisis MorfometrikAnalisis statistik deskriptif ditunjukkan untuk memperoleh karakterisasi ukuran-ukurantubuh pada ayam. Analisis ini dilakukan dengan menghitung nilai rataan X, simpangan baku sdan koefisien keragaman KK dengan prosedur statistik berikutKK =Keterangan X rata-rataS simpangan bakuXi ukuran ke-i dari peubah xn jumlah sampel yang diambil dari populasi Jurnal Peternakan Integratif Vol. 3 No. 2 167-189175KK koefisien keragamanUntuk membandingkan kelompok antar jenis ayam dilakukan uji-t dengan menggunakanrumus sebagai berikut th=Keteranganth= nilai t hitungX1= rataan sampel pada kelompok ke-1X2= rataan sampel pada kelompok ke-2Xij = nilai pengamatan ke-j pada kelompok pertamaX2j = nilai pengamatan ke-j pada kelompok keduan1, n2= jumlah sampel pada kelompok ke- 1 dan ke-2Keragaman GenetikJarak genetik ditentukan dengan menggunakan fungsi diskriminan sederhana D2.Analisis diskriminan dilakukan menggunakan peubah panjang femur, panjang tibia, panjangshank, lingkar shank, panjang sayap, panjang maxilla, panjang jari ketiga dan panjang diskriminan yang digunakan adalah melalui pendekatan jarak Mahalonobisdengan menggabungkan matriks peragam antara peubah dari masing-masing ayam yang diamatimenjadi sebuah matriks. Statistik D2-Mahalanobis dihitung dengan rumus sebagai berikutD2i,j = Xi–XjC-1Xi-XjKeteranganD2i,j Nilai statistik Mahalanobis sebagai ukuran jarak kuadrat genetik antarkelompok ayam ke-i dan kelompok ayam ke-j;C-1 Kebalikan matrik gabungan ragam peragam antar peubah;XI Vektor nilai rataan pengamatan dari kelompok ayam ke-i pada masing-masingpeubah kuantitatif; danXj Vektor nilai rataan pengamatan dari kelompok ayam ke-j pada masing-masingpeubah kuantitatif. Jurnal Peternakan Integratif Vol. 3 No. 2 167-189176Setelah perhitungan jarak kuadrat, kemudian dilakukan pengakaran terhadap hasilkuadrat jarak, agar jarak genetik yang didapat bukan dalam bentuk kuadrat. Hasil pengakarandianalisis lebih lanjut dengan program MEGA untuk memperoleh pohon fenogram, denganasumsi bahwa laju evolusi antar kelompok ayam adalah sama.. Analisis statistik Mahalanobisdikerjakan menggunakan paket program SAS dengan prosedur PROC CANDISC dan penyebaran ayam dan nilai kesamaan diantara jenis ayam digunakan analisiskanonikal. Analisis ini juga digunakan dalam menentukan beberapa peubah ukuran fenotipikyang memiliki pengaruh kuat terhadap penyebab terjadinya pengelompokkan antara jenis analisisnya menggunakan PROC CANDISC dari DAN PEMBAHASANFrekuensi Fenotipe KualitatifWarna BuluBerdasarkan hasil penelitian warna bulu pada ayam Bagon, Bangkok, Birma, Kampung,Katai dan Magon disajikan pada tabel 1. Pengamatan yang dilakukan menunjukkan hasil ujikebebasan bahwa tidak adanya keterhubungan X2X20,05 Jurnal Peternakan Integratif Vol. 3 No. 2 167-189180antara sifat pola bulu dengan keenam jenis ayam yang diamati. Pola warna bulu hitam banyakdijumpai pada ayam Kampung 51,54%, tipe liar banyak dijumpai pada ayam Katai 94,23%dan pola warna Columbian banyak dijumpai pada ayam Bagon 50%.Tabel 1. Frekuensi fenotipe sifat kualitatif bulu ayam bagon, bangkok, birma, kampung, kataidan magon Frekuensi Fenotipe Pada Jenis AyamSifat Kualitatif_________________________________________________________________Bagon Bangkok Birma Kampung Katai Magonn= 20 n= 126 n= 20 n= 130 n= 52 n= 20n % n % n % n % n % n %Warna BuluPutih I- 0 0,00 2 1,59 1 5,00 2 1,54 3 5,77 0 0,00Berwarna ii 20 100,00 124 98,41 19 95,00 128 98,46 49 94,23 20 100,00Pola BuluHitam E- 5 25,00 40 31,74 1 5,00 67 51,54 3 5,77 4 20,00Tipe Liar e+ 5 25,00 43 34,13 17 85,00 38 29,23 49 94,23 11 55,00Columbian ee 10 50,00 43 34,13 2 10,00 25 19,23 0 0,00 5 25,00Corak BuluLurik B- Jantan 3 15,00 44 34,92 11 55,00 25 19,23 3 5,77 2 10,00Polos bb Jantan 17 85,00 62 49,21 9 45,00 23 17,69 27 51,92 18 90,00Lurik B- Betina - - 3 2,38 - - 40 30,77 5 9,62 - -Polos bb Betina - - 17 13,49 - - 42 32,31 17 32,69 - -Kerlip BuluPerak S- Jantan 15 75,00 73 57,94 12 60,00 30 28,08 13 25,00 15 75,00Emas ss Jantan 5 25,00 33 26,19 8 40,00 18 13,85 17 32,69 5 25,00Perak S- Betina - - 20 15,87 - - 66 50,77 9 17,31 - -Emas ss Betina - - 0 0,00 - - 16 12,30 13 25,00 - -Keterangan n= jumlah ayamCorak BuluBerdasarkan hasil pengamatan diketahui ada dua corak bulu pada ayam yaitu corak bululurik/bar B- dan polos/non bar bb. Berdasarkan hasil penelitian corak bulu terkait kelaminpada ayam Bagon, Bangkok, Birma, Kampung, Katai dan Magon disajikan pada Tabel 1. Hasiluji kebebasan menunjukkan bahwa adanya keterhubungan X2>X20,05 antara sifat corak buludengan keenam jenis ayam yang diamati. Corak bulu lurik banyak dijumpai pada ayam Birmajantan 55% dan corak bulu polos banyak dijumpai pada ayam Bagon jantan 85%.Kerlip BuluBerdasarkan hasil pengamatan kerlip bulu dapat dilihat dengan jelas bila bulu ayam tersinari olehcahaya matahari dengan penampakan yang lebih jelas pada bulu leher. Kerlip bulu ayam terbagi Jurnal Peternakan Integratif Vol. 3 No. 2 167-189181dua yaitu perak S- dan emas ss, kerlip bulu perak biasanya dijumpai pada ayam berwarnabulu merah, coklat, hitam dan putih, sedangkan kerlip bulu emas terdapat pada bulu berwarnakuning keemasan. Berdasarkan hasil penelitian kerlip bulu terkait kelamin pada ayam Bagon,Bangkok, Birma, Kampung, Katai dan Magon disajikan pada Tabel 1. Hasil uji kebebasanmenunjukkan bahwa adanya keterhubungan X2>X20,05 antara sifat kerlip bulu dengan keenamjenis ayam yang diamati. Kerlip bulu lurik banyak dijumpai pada ayam Bagon dan Magon jantanmasing-masing sebesar 75% dan kerlip bulu emas banyak dijumpai pada ayam Katai jantan32,69%.Warna ShankWarna shank cakar pada ayam Bagon, Bangkok, Birma, Kampung, Katai dan Magondisajikan pada Tabel 2. Hasil uji kebebasan menunjukkan bahwa adanya keterhubungan X2>X20,05 antara sifat warna shank dengan keenam jenis ayam yang diamati. Warna shank terpautkelamin, dengan warna putih/kuning banyak dijumpai pada ayam Bagon jantan 100% danshank warna hitam/abu-abu banyak dijumpai pada ayam Kampung betina 36,15%. Dari hasilpenelitian menunjukkan bahwa beberapa warna shank yang berbeda ditemukan pada ayam darikombinasi pigmen yang berbeda dilapisan atas dan bawah kulit. Hal ini sesuai denganpernyataan Somes 1978 yang menyatakan bahwa warna shank merupakan penampilan dariadanya beberapa pigmen tertentu pada epidermis dan dermis, warna kuning pada shankdikarenakan adanya lemak atau pigmen lipokrom pada lapisan 2. Frekuensi fenotipe sifat kualitatif warna shank dan bentuk jengger ayam bagon,bangkok, birma, kampung, katai dan magonFrekuensi Fenotipe Pada Jenis AyamSifat Kualitatif _____________________________________________________________________Bagon Bangkok Birma Kampung Katai Magonn= 20 n= 126 n= 20 n= 130 n= 52 n= 20n % n % n % n % n % n %_____________________________________________________________________Warna ShankPutih/kuning Id- Jantan 20 100,00 87 69,05 16 80,00 25 19,23 13 32,69 17 85,00Hitam/abu idid Jantan 0 0,00 19 15,08 4 20,00 23 17,70 17 25,00 3 15,00Putih/kuning Id- Betina - - 12 9,52 - - 35 26,92 11 21,15 - -Hitam/abu idid Betina - - 8 6,35 - - 47 36,15 11 21,15 - -Bentuk JenggerKapri P- 20 100,00 112 88,89 16 80,00 61 46,92 0 0,00 20 100,00Tunggal pp 0 0,00 14 11,11 4 20,00 69 53,08 52 100,00 0 0,00Keterangan n= jumlah ayam Jurnal Peternakan Integratif Vol. 3 No. 2 167-189182Bentuk JenggerBentuk jengger pada ayam Bagon, Bangkok, Birma, Kampung, Katai dan Magondisajikan pada Tabel 2. Hasil uji kebebasan menunjukkan bahwa adanya keterhubungan X2>X20,05 antara sifat bentuk jengger dengan keenam jenis ayam yang diamati. Bentuk jengger kapribanyak dijumpai pada ayam Bagon dan Magon 100% dan bentuk jengger tunggal banyakdijumpai pada Katai 100%. Dari pemaparan hasil diatas dapat dikatan bahwa kemurnian ayamBagon, Magon dan Katai dapat ditentukan pada bentuk jengger yang muncul sebagai ciri khastertentu yang dapat menjadi pembeda pada kedua jenis ayam ini, namun pada ayam Kampunghal ini sulit untuk di bandingkan dikarenakan tingkat variasi bentuk jengger yang tinggi sehinggasulit didefinisikan sebagai ayam yang memiliki ciri-ciri khas GenFrekuensi gen adalah salah satu parameter genetik yang mampu menggambarkan statusgenetik suatu populasi ternak. Keragaman genetik yang tinggi pada suatu populasi ternakmerupakan modal dasar dalam melakukan seleksi. Jumlah ayam yang diamati 368 ekordiantaranya ayam Bagon 20 ekor, Bangkok 126 ekor 106 ekor jantan dan 20 ekor betina, Birma20 ekor, Kampung 130 ekor 48 ekor jantan dan 82 ekor betina, Katai 52 ekor dan 30 ekorjantan dan 22 ekor betina, Magon 20 ekor. Berdasarkan pengamatan sifat kualitatif warna bulu,pola bulu, corak bulu, kerlip bulu, warna shank dan bentuk jengger pada beberapa populasiayam piara, diperoleh bahwa frekuensi gen dari masing-masing ayam yang diamati disajikanpada Tabel 3. Frekuensi gen autosomal dan sex-linked antar jenis ayamFrekuensi genSifat kualitatif Lokus Fenotipe Genotipe __________________________________________________Bagon Bangkok Birma Kampung Katai Magonn= 20 n= 126 n= 20 n= 130 n= 52 n= 20Warna Bulu I>i Putih I- 0,0000 0,0080 0,0253 0,0077 0,0293 0,0000Berwarna ii 1,0000 0,9920 0,9747 0,9923 0,9707 1,0000Pola Bulu E>e+>e Hitam E- 0,1340 0,1439 0,3292 0,3039 0,0293 0,1056Tipe Liar e+ 0,1589 0,2719 0,3546 0,2576 0,9707 0,3944Columbian ee 0,7071 0,5842 0,3162 0,4385 0,0000 0,5000Corak B>b Lurik B- 0,0781 0,2278 0,3292 0,3898 0,0976 0,0513Bulu Sex-linked Polos bb 0,9219 0,7722 0,6708 0,6102 0,9024 0,9487Kerlip S>s Perak S- 0,5000 0,4893 0,3676 0,5798 0,2907 0,5000Bulu Sex-linked Emas ss 0,5000 0,5197 0,6324 0,4202 0,7093 0,5000Warna Id>id Putih/kuning Id- 1,0000 0,5778 0,5528 0,3617 0,3842 0,6127Shank Sex-linked Hitam/abu-abu idid 0,0000 0,4222 0,4472 0,6383 0,6158 0,3873Bentuk P>p Kapri P- 1,0000 0,6667 0,5528 0,2714 0,0000 1,0000Jengger Tunggal pp 0,0000 0,3333 0,4472 0,7286 1,0000 0,0000Keterangan n= jumlah ayam Jurnal Peternakan Integratif Vol. 3 No. 2 167-189183Berdasarkan data di atas, terlihat bahwa frekuensi gen dominan muncul sangat bervariasipada setiap jenis ayam yang diamati. Berdasarkan frekuensi gen pengontrol tertinggi dapatdijelaskan bahwa ayam Bagon dan ayam Birma lebih menunjukkan ciri-ciri genotipe danfenotipe kualitatif warna bulu, pola bulu, corak bulu, kerlip bulu, warna shank dan bentukjengger yang relatif lebih seragam ii e+ bb ss Id_ P_ dibandingkan ayam lainnya. Sedangkanayam Kampung menunjukkan tingkat keragaman genotipe dan fenotipe sifat kualitatif yangtinggi ii ee bb S_ idid pp. Hal ini menandakan bahwa pada ayam Kampung perkawinan masihterjadi secara acak atau proses domestikasinya telah berlangsung cukup lama namun seleksi padasifat kualitatif warna bulu, pola bulu, corak bulu, kerlip bulu, warna shank dan bentuk jenggermasih belum dilakukan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Sartika dan Iskandar 2007 yangmenyatakan bahwa ayam kampung didefenisikan sebagai ayam yang tidak mempunyai ciri-cirikhas tertentu, dengan kata lain penampilan fenotipenya masih sangat Morfometrik Antar Jenis AyamRataan dan simpangan baku ukuran tubuh antar jenis ayam ditampilkan pada tabel keseluruhan ayam yang diamati adalah 368 ekor, diantaranya ayam Kampung 130 ekor,Bangkok 126 ekor, Birma 20 ekor, Magon Birma x Shaigon 20 ekor, Bagon Bangkok xShaigon 20 ekor dan Katai 52 ekor. Perbedaan dari keenam jenis ayam tersebut dapat padaTabel 5. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis ayam Katai memiliki ukuran tubuh yangpaling kecil dibandingkan dengan ayam Bangkok, Bagon, Birma, Shaigon dan Kampung kecualipada panjang jengger 45,38±19,634 mm, sedangkan ukuran tubuh paling besar dimiliki olehayam Birma yaitu pada peubah panjang femur 128,03±11,378 mm, panjang tibia148,61±5,778 mm, panjang maxilla 38,30±1,333 mm dan panjang jari ketiga 75,29±3,446mm. Hasil perbandingan rataan yang diperoleh dari kedua jenis ayam tersebut menunjukkanbahwa adanya perbedaan kapasitas penyusun kerangka tubuh yang sebagian besar dipengaruhifaktor genetik dan faktor lingkungan walau kemungkinannya sangat kecil terjadi, sehingga dapatditarik kesimpulan semakin besar ukuran kerangka tubuh suatu individu maka ukurannya tubuhjuga akan besar. Menurut Soeparno 1992 yang menyatakan perbedaan komposisi tubuhdiantara bangsa ternak terutama disebabkan oleh perbedaan ukuran tubuh dewasa. Faktorlingkungan dan genetik mempunyai hubungan yang erat untuk mengekspresikan kapasitas Jurnal Peternakan Integratif Vol. 3 No. 2 167-189184genetik individu secara sempurna diperlukan kondisi lingkungan yang ideal. Koefisienkeragaman pada antar jenis ayam ditampilkan pada Tabel 4. Rataan, simpangan baku, koefisien keragaman peubah antar jenis ayam_______________ Jenis Ayam______________________________Peubah Bagon Bangkok Birma Kampung Katai MagonPanjang Femur 122,22B±4,600 127,13AB ±10,579 128,03A±11,378 98,47C±10,688 71,24D±9,646 124,22AB±5,666KK% 3,76 8,32 8,86 10,85 13,54 4,57Panjang Tibia 147,41A±3,086 144,78A±10,154 148,61A±5,778 134,03B±12,530 91,75C±16,910 147,47A±5,207KK% 2,09 7,01 3,88 9,34 1,84 4,56Panjang Shank 111,76A±9,657 106,59A±10,853 111,40A±8,222 87,79B±11,761 58,37C±10,512 108,96A±7,563KK% 8,64 10,18 7,38 13,39 18,00 6,94Lingkar Shank 69,97A±4,312 68,80A±5,723 69,00A±4,702 50,52B±5,384 47,42C±5,509 69,03A±4,863KK% 6,16 8,31 6,81 10,65 11,61 7,04Panjang Sayap 278,26A±13,939 236,09C±17,479 266,22B±19,702 227,96C±17,295 155,98D±19,364 272,41AB±16,220KK% 5,00 7,40 7,40 7,58 12,41 5,95Panjang Maxilla 37,14A±2,698 36,99B±2,416 38,30A±1,333 32,36C±2,265 25,27D±3,152 37,86A±2,456KK% 7,26 6,53 3,48 6,99 12,47 6,48Panjang Jari Ketiga 74,38A±3,586 70,97B±7,565 75,29A±3,446 58,83C±5,627 42,75D±6,912 72,68A±4,450KK% 4,82 10,65 4,57 9,56 16,56 6,12Tinggi Jengger 31,09D±10,088 30,16B±12,448 44,95C±14,285 36,11B±18,940 45,38A±19,634 34,96D±10,303KK% 32,44 41,27 31,77 52,45 43,26 29,47Ket Huruf superskrip yang berbeda pada peubah yang sama menyatakan berbeda nyata P>0,05.Peubah Pembeda Antar Jenis AyamTotal struktur kanonik antar jenis ayam yang merupakan analisis diskriminan ditampilkanpada Tabel 5. Analisis diskriminan digunakan untuk menentukan beberapa ukuran fenotipik daripeubah yang memiliki pengaruh kuat terhadap terjadinya pembeda pengelompokan variat kanonikal menurut Wiley 1981 digunakan untuk mendapatkan kombinasikarakter yang membedakan secara keseluruhan dan dapat digunakan untuk menggambarkan plotskor guna membandingkan didalam dan diantara variabilitas populasi kelompok ayam padadimensi yang kecil. Pada analisis diskriminan, total struktur kanonikal KAN1 dapatdiindikasikan sebagai bagian dari ukuran size hewan yang diteliti vektor ukuran dan KAN2dapat dindikasi dan komponen kedua yang merupakan indikasi dari bentuk shape hewan yangditeliti vektor bentuk.Menurut Nishida et al. 1982, bentuk shape tubuh ayam asli Indonesia dipengaruhioleh tinggi jengger, panjang sayap, panjang femur, dan panjang tibia. Lebih lanjut dijelaskan Jurnal Peternakan Integratif Vol. 3 No. 2 167-189185bahwa ukuran size tubuh ayam dicirikan oleh panjang sayap, panjang femur, panjang tibia,panjang tarsometatarsus dan tinggi jengger. Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui peubah-peubah ukuran tubuh yang memberikan pengaruh yang kuat dalam membedakan antar jenisayam adalah panjang femur 0,928976, panjang tibia 0,834304, panjang shank 0,887502,lingkar shank 0,843363, panjang sayap 0,834857, panjang maxilla 0,900950 dan panjangjari ketiga 0,895067 pada KAN1, panjang tibia 0,297752 dan panjang sayap 0,421491 padaKAN2. Pendugaan tersebut didasari dari tingginya nilai kanonikal dari peubah panjang femur,panjang tibia, panjang shank, lingkar shank, panjang sayap, panjang maxilla dan panjang 5. Total struktur kanonikal antar jenis ayamVariabel Peubah KAN1 KAN2Panjang Femur Tibia Shank Shank Sayap Maxilla Jari Ketiga Jengger Kesamaan dan Campuran Antar Jenis AyamPendugaan nilai kesamaan fenotifik antar jenis ayam dengan analisis diskriminan,persentase nilai kesamaan dan campurannya ditampilkan pada Tabel 6. Nilai tersebutmenjelaskan proporsi nilai campuran yang mempengaruhi kesamaan antar jenis ayam denganjenis lainnya berdasarkan ukuran 6. Persentase nilai kesamaan dan campuran antar jenis ayamJenis Ayam Bagon Bangkok Birma Kampung Katai Magon TotalBagon 75,00 5,00 5,00 0,00 0,00 15,00 100,00Bangkok 3,17 84,13 6,35 0,79 0,00 5,56 100,00Birma 10,00 30,00 40,00 0,00 0,00 20,00 100,00Kampung 0,00 0,77 0,77 98,46 0,00 0,00 100,00Katai 0,00 0,00 0,00 0,00 100,00 0,00 100,00Magon 20,00 10,00 5,00 0,00 0,00 65,00 100,00Kesamaan ukuran morfometrik antar jenis ayam dari tinggi ke yang rendah berturut-turutadalah ayam Katai 100%, Kampung 98,46%, Bangkok 84,13%, Bagon 75,00%, Magon65,00% dan Birma 40,00%. Hasil analisis menunjukkan ayam Katai tidak ada tercampurdengan jenis ayam lain 100%. Hal ini menunjukkan sangat tingginya kemurniaan ayam Katai. Jurnal Peternakan Integratif Vol. 3 No. 2 167-189186Fenotifik paling rendah ialah ayam Birma 40,00 % yang dipengaruhi dua jenis ayam lainnya,yang lebih dominan mempengaruhi adalah jenis ayam Bangkok 30,00%. Hal ini menunjukkankemurnian ayam Birma sangat rendah dan banyak dipengaruhi oleh ayam Bangkok. Dari keenamjenis ayam terdapat ayam Magon dan Bagon yang memiliki kesamaan fenotifik tertinggi yaitusebesar 20,00%. Tingginya kesamaan ayam Magon dan Bagon dapat dipengaruhi oleh sistemtata laksana perkandangan dan faktor genetik seperti pernyataan Noor 1995 yang menyatakankesamaan atau keragaman fenotifik disebabkan interaksi genetik dan tertinggi terdapat pada ayam kampung sebesar 98,46%, mendapat pengaruhdari ayam Bangkok 0,77% dan Birman 0,77%. Hal ini menunjukkan ayam kampung lebih murnidan sedikit tercampur dengan darah kedua jenis ayam Penyebaran Antar Jenis AyamPeta penyebaran antar jenis ayam berdasarkan ukuran-ukuran tubuh yangmenggambarkan pemisahan antar jenis ayam ditampilkan pada Gambar 2. Plot data hasil analisisdiskriminan dapat digunakan untuk menggambarkan pemisahan maksimum yang mungkinterjadi antara kelompok yang diuji. Hasil analisis pada Gambar 2 memperlihatkan ayamKampung B dominan berkelompok pada sebelah kiri atas aksis Y memperlihatkan penampilanfenitipik yang berbeda dibandingkan jenis ayam lainnya walau terdapat sedikit penyebaran kesebelah kiri bawah aksis Y dan sebelah kanan atas aksis Y. Ayam Katai C memperlihatkanpenampilan pengelompokan fenotipik yang sangat jauh berbeda disebelah kiri axis Y dibawahkiri axis X, tergambarkan terpisah dari kelompok ayam lainnya. Gambaran sebaran inimencirikan bahwa ayam katai memiliki ukuran fenotipik yang sangat jauh berbeda secararelative dengan jenis ayam lainnya dan jarak yang jauh terpisah. Kemudian ayam Bangkok Amengelompok lebih dominan kesebelah kanan bawah aksis X yang ikut terapatan kerumunanyang saling beririsan antara ayam Birma D, Magon E dan Bagon F. Kerumunan kelompokayam Magon dan Bagon beririsan dengan Ayam Bangkok dan Birma, hal ini terjadi karena ayamBangkok dan Birma merupakan tetua dari ayam Magon dan Bagon sehingga Ayam Magon danBagon akan beririsan dengan keduanya. Jurnal Peternakan Integratif Vol. 3 No. 2 167-189187Gambar 2. Peta Penyebaran Antar Jenis AyamKeterangan Bangkok a, Kampung b, Katai c, Birma d, Magon e, Bagon f.Secara keseluruhan antar jenis ayam berkrumun di axis X dengan banyaknya irisan antarklompok krumunan Bangkok, Birma, Magon dan Bagon, hal ini mengindikasikan tingkatpersilangan yang tinggi dan berada pada populasi dan lingkungan yang sama baik pada pakandan menejemen pemeliharaan yang dapat mempengaruhi ukuran tubuh ayam-ayam Genetik dan Dendogram antar Jenis AyamTampilan nilai matrik jarak genetik antar masing-masing ayam dapat dilihat pada Tabel7, nilai tersebut diperoleh dari hasil analisis diskriminan yang menghasilkan kuadrat jarak antarjenis ayam yang 7. Matriks jarak genetik antar jenis Ayam Bagon Bangkok Birma Kampung Katai MagonBagon 0Bangkok 9,64232 0Birma 3,23962 4,62606 0Kampung 26,84730 24,55744 23,15221 0Katai 97,16608 73,96889 84,77582 37,89912 0Magon 0,70715 6,85234 1,51123 23,47101 90,96357 0Penentuan jarak genetik berdasarkan karakteristik ukuran tubuh menunjukkan jarakterdekat antara ayam Bagon dengan ayam Magon yaitu sebesar 0,70715. Sedangkan jarak Jurnal Peternakan Integratif Vol. 3 No. 2 167-189188genetik terjauh dijumpai antara ayam Katai dengan ayam Bagon sebesar 97,16608 dan ayamKatai dengan ayam Bagon sebesar 90,96357. Untuk melihat gambaran kedekatan dan gambaranterjauh antar jenis ayam diatas dapadilihat pada dendogram jarak yang ditampilkan pada gambar 3 diperoleh dari metriks jarak genetik padaTabel 7. Dendogram menunjukkan ayam Bagon dengan ayam Magon memiliki hubungankekerabatan yang dekat. Dapat disimpulkan bila terjadi persilangan antara ayam Bagon danMagon tidak akan memberikan perkembangan kuantitatif yang signifikan, hal ini dimungkinkankarena kecilnya peluang terjadinya heterosis pengukuran kuantitatif rataan keunggulan anakterhadap rataan tetuanya pada hasil persilangan antara keduanya. Jenis ayam yang memilikihubungan kekerabatan terjauh adalah ayam Kampung dan ayam Katai, halal ini menunjukkankemungkinan terjadinya peningkatan heterosis pada kedua ayam 3. Dendogram antar jenis ayam Bagon, Magon, Birma, Bangkok, Kampung dan KataiKESIMPULANHasil penelitian uji kebebasan menunjukkan bahwa adanya keterhubungan yangsangat nyata X2>X20,05 antara sifat pola bulu, corak bulu, kerlip bulu, warna shank dan bentukjengger, tetapi tidak adanya keterhubungan X2 Objective Native chickens Kampung, Sentul, and Merawang have great potential to be developed as both meat and egg producers. Quantitative data about native chickens are not widely known. The purpose of this research was to determine the quantitative characteristics of Native Chickens aged 1 month, 2 months, 3 months and 4 months. Methods The research material is native chickens. The method used was an 82 sample in each strain and a total of 246 samples. The data collected is of a quantitative traits. Quantitative traits are traits that are influenced by multiple gene pairs, can be measured, and are heavily influenced by environmental factors. Data collected were analyzed using the average difference test t-test. The average value vector of body measurements of chicken lines was analyzed using the T2-Hotelling statistical test. Main Component Analysis statistical test to identify the shape and size characteristics of each chicken strain. Data processing was assisted by using Minitab statistical software version 18. Results The results of this study showed that body weight, weight gain and body size measurements of Kampung chicken were significantly different P < higher than Sentul chicken and Merawang chickens. The identifier of the size of the Kampung chicken is the width of the chest, while the identifier of the shape is the length of the back. The identifier of Sentul chicken size is chest length, while the tibia is long. The characteristic of Merawang chicken is the length of the tibia, while the character of the shape is the wing length. Conclusions Quantitative characteristics body weight, weight gain and body size measurements at the age of 4 months Kampung chickens more heavily than Sentul chicken and Merawang chicken.Telur Ayam Kampung adalah telur yang dihasilkan oleh ayam kampung atau ayam buras. Ayam kampung biasanya dibesarkan secara tradisional, dengan pakan alami dan lingkungan yang bebas. Telur Ayam Kampung memiliki ciri-ciri yang berbeda, seperti ukuran yang lebih kecil dan warna kuning telur yang lebih pucat.
Pernah mendengar ayam bangkok silangan kampung? Di kalangan peternak ayam aduan, unggas hasil silangan bangkok dan kampung sangat mudah ditemui. Ada beberapa ciri ciri ayam bangkok silangan kampung yang bisa Anda ketahui. Kawin silangan pejantan bangkok dengan menggunakan indukan dari jenis ayam lain bisa dibilang sudah sangat lazim di kalangan peternak. Hasil persilangan ini, kemudian […]Continue ReadingWorkshop Nasional Unggas Lokal 2012 18 (Alu1, HpaII, MboI, RsaI, NlaIII dan HaeIII) kurang akurat. Kemudian SARTIKA et al. (2004) mempelajari kekerabatan genetik ayam Kampung, Pelung, Sentul danMemiliki ciri : • Mathai adalah silangan pama dengan Thailand (ayam Bangkok) • Size & rangka tulang lebih besar dibanding ayam pama original berat bisa mencapai 3,5Kg. • Berbulu lebat & biasanya berwarna lebih menarik (jalak,kelabu,merah coklat) • Kaki kecil kering bulat berwarna terang seperti ayam bangkok. Artikeltentang keunggulan, ciri karakteristik beberapa jenis ayam bangkok aduan terpopuler di Indonesia, yaitu yaitu ayam bangkok, ayam thailand, ayam birma (ayam burma-myanmar) dan ayam saigon vietnam. Sebelumnya sudah ada artikel tentang 4 Ayam Terpopuler di Indonesia Sebagai Top Gamecock, P0g0.
- Յուвр икևщዝφутв
- ጳи скεβθζኽбοц увеպαк ωվ
- Εኸиβеֆумօ кте ινузоσувοդ πуσе
- Аኸቂσοскዓդէ щեгօጥաк
- ልеслኦлешо τባ ቾςеς
- Оснաχօп жеβозук ктጆሾегод
fy696q4oi2.pages.dev/309 fy696q4oi2.pages.dev/142 fy696q4oi2.pages.dev/43 fy696q4oi2.pages.dev/377 fy696q4oi2.pages.dev/580 fy696q4oi2.pages.dev/590 fy696q4oi2.pages.dev/217 fy696q4oi2.pages.dev/295 ciri ciri ayam bangkok silangan kampung
![]()